KEMENDUKBANGGA/BKKBN — Menjadi salah satu tugas Perwakilan BKKBN DIY untuk memperkuat ketahanan lansia dengan menginisiasi program Sekolah Lansia. Ada target Sekolah Lansia yang harus diselenggarakan dalam setahun, namun tentu terbatas jumlahnya karena anggaran yang tersedia harus digunakan untuk intervensi yang lain. Maka insiatif Kelompok BKL Al-Afiyah Kalurahan Potorono Banguntapan Bantul untuk menyelenggarakan Sekolah Lansia dengan pembiayaan secara mandiri patut diacungi jempol.
Tidak hanya penyelenggaraan kelas tatap muka sebanyak 11 pertemuan, namun Wisuda Sekolah Lansia di akhir program juga diselenggarakan secara mandiri. Yang lebih hebat lagi, untuk wisuda ini Kelompok BKL Al-Afiyah berhasil mengundang Bupati Bantul, Ketua Tim Penggerak PKK Bantul, dan Kepala Perwakilan BKKBN DIY sebagai Dewan Pelantik Wisuda. Bupati Abdul Halim Muslih bahkan mengijinkan Pendopo Parasamya di Komplek Kantor Bupati sebagai tempat penyelenggaraan acara wisuda secara meriah ini pada Sabtu, (14/12/2024).
Raut kegembiraan terlihat jelas di wajah-wajah sepuh yang pagi itu mengenakan pakain toga layaknya wisuda sarjana. Sebagian dari wisudawan ini jangankan S1, bahkan Sekolah Dasar saja ada yang tidak lulus. Namun hari itu mereka mengenakan toga lengkap sebagai Wisudawan S1 (Standar 1) Sekolah Lansia. Seluruh yang diwisuda adalah kaum wanita. Hal ini karena Kelompok BKL yang menyelenggarakan Sekolah Lansia dibentuk dari insiatif pengurus dan anggota Kelompok Pengajian Ibu-ibu Al-Afiyah.
“Kebetulan kelompok pengajian kami anggotanya sebagaian besar berusia lanjut. Kami melihat di berbagai kesempatan ada Wisuda seperti ini. Rasanya kok menarik dan menyenangkan, sehingga kami ingin pula mengikuti Sekolah Lansia,” demikian diungkapkan Nurus Sa’adah, anggota kelompok pengajian yang merupakan penggagas penyelenggaraan Sekolah Lansia ini. Permasalahannya, Sekolah Lansia diselenggarakan berbasis Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL)
binaan BKKBN. Maka tanpa menunggu BKKBN DIY turun tangan, dirinya bersama pengurus lainnya aktif menemui Penyuluh KB setempat agar bisa dibantu dalam membentuk Kelompok BKL yang anggotanya adalah ibu-ibu anggora kelompok pengajian.
Selanjutnya setelah terbentuk Kelompok BKL Nurus dan pengurus lainnya menemui Yuni Hastutiningsih, Ketua Tim Kerja di BKKBN DIY untuk mewujudkan terlaksananya kegiatan pembelajaran di Sekolah Lansia. Walau Yuni mengungkapkan sudah tidak tersedia anggaran untuk memfasilitasi namun Nurus dan yang lainnya tetap semangat mewujudkan Sekolah Lansia. Akhirnya pada Juni 2024, Sekolah Lansia Al-Afiyah memulai kelas perdananya.
Selain Tim dari BKKBN DIY, beberapa anggota kelompok juga memiliki kompentensi untuk berbagi ilmu kepada para lansia. Nurus Sa’adah sendiri dalam kesehariannya adalah dosen pada Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Demikian pula Mustabsiroh yang didapuk sebagai Kepala Sekolah Lansia adalah seorang therapis kesehatanm sudah barang tentu memiliki banyak ilmu yang bisa dibagikan dan berguna bagi para lansia.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih terkesan dengan kegigihan ibu-ibu yang Kelompok Pengajian yang berinisiatif membentuk Kelompok BKL dan menyelenggarakan Sekolah Lansia secara mandiri. Menurutnya apapun ilmunya berguna sampai kapan pun sehingga mencari ilmu pun tidak harus berhenti setelah menjadi tua.
“Tujuan (sekolah lansia) agar para lansia tetap sehat, tetap bahagia, produktif, dan bisa bersosialisasi di masyarakat,” ujar Abdul Halim dalam sambutannya. Pada kesempatan yang sama Kepala Perwakilan BKKBN DIY Mohamad Iqbal Apriansyah berpendapat kelompok lansia perlu diberikan ruang mengaktualisasi diri, salah satunya melalui Sekolah Lansia ini.
“Provinsi kita adalah provinsi dengan angka (persentase) penduduk lansia yang paling tinggi se-Indonesiam yaitu sekitar 16,6% jumlah penduduk DIY. Maka Iqbal mengajak untuk memberikan contoh kepada para lansia di provinsi yang lain bahwa lansia DIY sehat, kuat, dan tangguh serta tetap bersemangat. Menilik semangat yang tinggi dari para lansia dari BKL Al-Afiyah Iqbal menilai layak untuk pada masa mendatang kegiatan ini dilanjutkan ke jenjang Standar 2 atau S2, yang diamini oleh para wisudawati.
Terlihat mendampingi Bupati, Kepala Dinas P3AP2 Bantul Ninik Istitarini, Panewu Banguntapan I Nyoman Gunarsa dan Lurah Lurah Pptorona Prawata. Wisuda Sekolah Lansia ini diikuti oleh 56 peserta, yang paling tua Ibu Siti Fathonah berusia 90 tahun.
penulis : FX Danarto SY